Jumat, 25 Januari 2013

Travel Tips : Begini Caranya Liburan Hemat ke Raja Ampat

paketours.blogspot.com > travel tips > Travel Tips : Begini Caranya Liburan Hemat ke Raja Ampat

Siapa bilang ke Raja Ampat di Papua Barat harus mahal? Buktinya, dengan meminimalisir biaya penginapan dan lainnya, Anda tidak perlu menghabiskan puluhan juta rupiah. Inilah kisah perjalanan hemat ke Raja Ampat.

kawasan pantai Kri Eco Resort, sederhana bertarif Euro

Raja Ampat merupakan destinasi wisata yang diminati untuk dikunjungi turis mancanegara dan wisatawan lokal. Namun, faktor lokasi yang jauh di bagian timur Indonesia, serta kendala biaya yang di nilai begitu mahal, menjadi salah satu faktor yang membatasi minat untuk traveling ke sana.

Umumnya, para travel agen yang melayani destinasi Raja Ampat mematok tarif sekitar mulai dari Rp 5,5 juta (untuk minimal 20 orang) sampai Rp 14,5 juta (untuk minimal 2 orang), untuk perjalanan 4 hari 3 malam. Aktivitas yang nantinya biasa dilakukan adalah melihat pemandangan batu karang, snorkeling, bird watching, dan mengunjungi desa wisata, biaya tersebut sudah termasuk makan.
Tapi, biaya tersebut di luar biaya tiket untuk sampai ke Sorong dan biaya pin masuk kawasan Raja Ampat yang sebesar Rp 250.000 per orang. Salah satu faktor mahalnya biaya wisata ke Raja Ampat adalah akibat tingginya harga BBM yang mencapai Rp 10.000 liter.

Dermaga Desa Wisata Arborek - Raja Ampat.

Wilayah Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar, yaitu Waigeo, Missool, Batanta dan Salawati, serta lebih dari 600 pulau-pulau kecil. Oleh sebab itu, diperlukan biaya transportasi yang tinggi untuk mendatangi setiap pulaunya.

Selain itu, beberapa resor terkenal yang ada di Raja Ampat umumnya memasang tarif menginap yang cukup tinggi dengan bayaran dalam dolar. sebagian besar turis yang datang menginap berasal dari Eropa, jadi sangat wajar bila mereka memasang tarif yang tinggi.

Namun, kita pun bisa berhemat untuk traveling di Raja Ampat dengan memilih penginapan. Artinya, menginap tidak harus di resor-resor milik warga negara asing, tapi ada baiknya Anda menginap di rumah penduduk atau homestay. Desa-desa wisata seperti Yenbuba, Sawinggrai, Arborek dan lainnya, memiliki homestay untuk para pengunjung.

Kawasan pantai Sarido Beach Resort Kri Island

Saat itu, saya datang dengan istri untuk traveling hemat selama 4 hari 3 malam di Raja Ampat. Ketika traveling ke Raja Ampat, kami memilih menginap langsung di Pulau Mansuar Kecil atau yang lebih dikenal dengan nama Kri Island.

Kami menginap di Koranu Fyak Home stay yang dikelola oleh keluarga Ruben Sauyai. Keluarga Ruben menyediakan 5 pondok sederhana, terbuat dari daun nipah dan pandan dengan ukuran pondok 4m x 5m. Dalam setiap pondok tersedia ranjang kayu, tilam tipis, dan bantal serta kelambu, yang masing-masing dapat menampung 2 orang.

Masing-masing pondok saling terpisah sekitar 5 meter. Sedangkan di depan pondok, berjarak 15 meter, terhampar pantai berpasir putih dengan pemandangan laut lepas ke arah Pulau Gam yang berbukit-bukit hijau.

Desa wisata Yenbuba - Mansuar, Besar Raja Ampat

Kri Island jaraknya dekat dengan Kota Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat, sekitar 30 menit saja dengan speedboat. Kri Island juga memiliki akses yang mudah dengan pulau sekitar. Asyiknya lagi, pulau ini tidak memiliki pemukiman penduduk, sehingga sangat nyaman dan tenang.

Di sepanjang sisi utara pulau, ada Kri Eco Resort dan Sarido Beach Resort milik seorang warga Belanda. Juga ada Yenkoranu Home stay, Koranu Fyak Home stay, serta Mangkur Kudun Home Stay milik warga lokal.

Koranu Fyak Homestay mengenakan tarif menginap Rp 250.000 per orang per malam, termasuk 3 kali makan serta tersedia kopi atau teh selama 24 jam. Di sini juga tersedia transportasi untuk jemput dan antar dari dan ke Waisai, penyewaan peralatan dan panduan diving, snorkeling, bird waching, treking, berkunjung ke pulau karang (Gam Lagoon, Wayag, Kabui), dan mengunjungi desa wisata. Tarif untuk kamar dan aktivitas lainnya dari beberapa home stay yang ada di sekitar pulau Kri dapat di lihat di website bersama mereka, www.rajaampathomestay.com.


Gam Lagoon, miniatur Wayag

Aktivitas yang kami lakukan selama 4 hari 3 malam adalah berjalan kaki menyusuri hamparan pasir pantai, snorkeling di Manta point, Arborek, dan Sawing Rai, melihat pemandangan gugusan pulau karang di Gam Lagoon, melihat burung cendrawasih, bertualang di hutan anggrek, berkunjung ke Desa Wisata Arborek, Yenbuba dan Sawing Rai. Serta, diving dua kali di Pulau Mansuar Besar.

Adapun biaya yang harus kami keluarkan selama akomodasi tersebut sekitar Rp 2.750.000. Biaya itu meliputi sewa kamar sebesar Rp 750.000 (3 malam) dan biaya antar jemput Rp 350.000 per orang (PP).

Kemudian, biaya lainnya yang dikenakan terkait dengan kegiatan yang dilakukan pada hari berikutnya. Hari pertama tiba di lokasi pukul 5 sore, aktivitas yang dilakukan hanya sekedar menikmati pantai pulau Kri sekalian menyonsong Sunset.

Sedangkan tur hari kedua (mulai pagi jam 08.00-16.00 WITA) meliputi snorkeling ke Manta Point dan dermaga Desa Arborek dan dermaga Sawing Rai, dikenakan tarif Rp. 300.000. Untuk melihat burung cendrawasih dan menjelajahi hutan anggrek sekitar Rp 150 ribu. Sedangkan ke desa-desa wisata dan ke Gam Lagoon juga dikenakan biaya Rp 300.000.

Selanjutnya, pada hari ketiga (mulai pagi jam 08.00-17.00 WITA) melakukan diving pada 2 titik penyelaman di sekitar Pulau Mansuar Besar. Biayanya sekitar Rp 900 ribu untuk 2 kali diving dan juga snorkeling.

Kami snorkeling sepuasnya di depan homestay Koranu Fyak Home Stay, serta aktivitas keliling Kri Island. Dan hari Keempat, pagi-pagi sekali kami menikmati sunrise dan menjelang siang diantar pulang ke Waisai.

Bila aktivitas traveling tidak memasukan kegiatan diving, maka biaya akan terpangkas menjadi Rp 1.850.000. Baiknya, diving dapat diganti dengan snorkeling sepuasnya di depan Kurano Fyak Home stay, karena di kawasan tersebut kita dapat melihat beragam biota laut, terumbu karang, serta ikan aneka warna.

Anda juga dapat melakukan aktivitas treking di sekitar hutan sepanjang pantai. Anda bisa melihat aneka satwa burung dan anggrek alam yang menempel di tebing dan pohon. Untuk diketahui, bahwa Kri island adalah pulau yang sunyi, tidak ada perkampungan di pulau tersebut, juga tidak ada tersedia kios-kios untuk menjual keperluan sehari-hari.

Agar traveling nyaman, kami sarankan untuk membawa bekal tambahan seperti kopi atau cokelat, roti atau kue-kue kering untuk selingan, 2-3 botol air mineral (bila kosong bisa diisi dari dapur home stay). Selain itu, jangan lupa membawa senter kecil karena nyala genset hanya mulai dari 18.00-22.00 WIT, lotion anti nyamuk, peralatan mandi, handuk, topi, dan kacamata UV.

Jangan lupa membawa sunblock, suncreen dan kaos yang nyaman untuk menahan cuaca pantai yang panas. Lebih asik juga, bila Anda membawa kamera underwater untuk merekam keindahan pesona bawah laut sekitar Kri island. Nah, sekarang jangan ragu ke Raja Ampat untuk traveling hemat dan nyaman!

sumber :
http://www.kaskus.co.id/thread/50eabfef8327cf676300000c

Rabu, 23 Januari 2013

Green Canyon, Pengobat Lelah Paling Ampuh dari Ciamis

paketours.blogspot.com > informasi wisata > Green Canyon, Pengobat Lelah Paling Ampuh dari Ciamis

Udara sejuk dan pepohonan yang rindang menyambut ketika sampai di Green Canyon. Destinasi wisata alam dari Ciamis, Jabar ini, menjadi obat lelah paling ampuh saat akhir pekan.


Hiruk pikuk Kota Jakarta begitu menyesakkan. Setelah beberapa proyek sudah diselesaikan dengan susah payah, akhirnya kami memutuskan untuk liburan. Setelah perdebatan yang alot akhirnya kami memutuskan satu tempat untuk berlibur dan Bandung menjadi kota yang kami tuju.

Kami pun berangkat dengan 2 mobil. Tapi entah kenapa, seperti ada bisikan di tengah jalan kami memutuskan untuk mengubah haluan ke Daerah Ciamis, yaitu Green Canyon.

Setelah berjam-jam melakukan perjalanan, saya dan teman-teman rehat sebentar untuk melaksanakan salat Ashar dan Magrib, di Masjid Agung Ciamis. Di sana tampak kesehajaan orang-orang tatar Pasundan yang begitu ramah dan murah seyum. Mungkin itulah salah satu pembuktian dari pepatah sunda, yakni "Siling Asih Siling Asuh dan Silih Asah".

Setelah dirasa cukup beristirahat, kami pun melanjutkan perjalan. Bukit terjal dan lembah, kami lalui. Sampai akhirnya, pukul 21.00 WIB kami sampai di Pantai Pangandaran.

Di Pantai Pangandaran kami memutuskan untuk menginap satu malam. Seperti di daerah wisata lainnya, banyak yang menawarkan penginapan seperti halnya di Puncak, Bogor. Beberapa tawaran pun kami hiraukan. Hingga akhirnya, kami menemukan tempat yang cocok di sana.

Setelah barang-barang diturunkan dan istirahat sebentar, kami pun melanjutkan untuk mencari makan malam. Setelah 2 jam makan dan menikmati indahnya malam Pantai Pangandaran, kami pun kembali ke penginapan.

Ada kesenangan pasti ada juga kesengsaraan. Di pagi yang cerah, kejadian yang tidak diinginkan pun datang. Salah satu ponsel teman kami hilang entah di mana. Setelah jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, kami berangkat ke tujuan sebenarnya, yaitu Green Canyon.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, kami pun sampai di lokasi. Udara sejuk dan pepohonan yang rindang menyambut kami. Panorama ini, seraya berkata, "Wilujeung sumping di Green Canyon" atau "Selamat datang di Green Canyon".

Tim panitia langsung melakukan negosiasi untuk masuk ke wisata tersebut. Setelah negosiasi yang alot, kami pun berhasil masuk. Air sungai yang biru, udara yang sejuk, dan pepohonan yang rindang tersaji di depan mata kami. Melihat keindahan alam ini, dalam hati saya pun berkata, "Oh indahnya ciptaan Tuhan."

Tanpa basa-basi, kami pun langsung menaiki perahu dan bukit-bukit cadas. Gemericik air menemani kami di setiap detik perjalanan. Tak terasa perjalanan selesai dan kami sampai di Green Canyon.

Hanya satu kata yang saya katakan, "Wow!"

Semua elemen alam seperti air, udara, cahaya, dan tanah saling bersinergi melengkapi satu sama lain. Keindahannya menyuguhkan pemandangan yang indah dan mendamaikan hati.

Byur! Kami pun langsung berenang menuju batu besar, yang memang dijadikan tempat terjun bebas oleh pengunjung Green Canyon. Batu tersebut menjulang tinggi, kira-kira tingginya 6 meter dan di bawahnya merupakan sungai dengan air yang cukup deras. Kalau belum terjun bebas dari batu tersebut, berarti liburan Anda di Green Canyon berarti belum sah.

Kami pun langsung menaiki batu tersebut. Walaupun dalam hati merasa deg-degan karena takut. Akhirnya, "Byurr!" Saya pun terjun bebas dari batu tersbut dan menuju aliran sungai yang cukup deras.

Mungkin terjun bebas inilah yang menguji adrenalin kita dalam perjalan ini. Alhasil, kami pun mengulangi terjun bebas tersebut sampai tak terasa hari sudah sore.

Itu tandanya, kami harus pulang ke Jakarta. Untuk traveler saya sangat merekomendasikan tempat ini, untuk libur akhir pekan Anda.



sumber :
http://travel.detik.com/read/2012/12/14/092113/2118319/1025/5/green-canyon-pengobat-lelah-paling-ampuh-dari-ciamis